Bagi warga Kudus, Air Tiga Rasa Rejenu, mungkin
bukan hal baru. Meski begitu, tetap saja mengundang decak kagum warga dalam
kota hingga luar kota.
Objek wisata ini memang beda dengan lainnya. Sebab
terdapat mata air tiga rasa, yakni dengan rasa yang berbeda. Tentu hal itulah
yang bikin orang penasaran.
Sumber mata air pertama mempunyai rasa mirip
stroberi agak tawar, sumber mata air kedua mempunyai rasa yang mirip dengan
minuman ringan bersoda seperti 'Sprite', dan sumber mata air ketiga mempunyai
rasa mirip tuak.
Kali ini akan membuktikan sendiri dengan bertandang
ke objek wisata yang berlokasi di Desa Japan, Kecamatan Dawe. Ternyata memang
rasa yang beda di tiga mata air amat terasa.
"Menurutku memang rasa airnya di Rejenu,
beda-beda. Ada rasa stroberi tawar, rasa seperti soda, dan kayak agak seperti
tuak," kata seorang wisatawan Teresia Viona ditemui sedang meminum air
tiga rasa di Rejenu baru-baru ini.
Dia datang bersama rekannya satu sekolah dari SMK
Nusantara Kudus. Viona sengaja datang karena penasaran terus dengan wisata
Rejenu. "Beberapa kali ke sini (Rejenu). Tapi penasaran terus,"
ujarnya.
Lokasi ini berada di perbukitan Muria. Arealnya
menjadi satu dengan kawasan makam wali Syekh Sadzali. Praktis untuk
pengelolaanya menjadi satu dengan pengelolaan makam. Yakni Yayasan Pengurus
Makam Syaikh Sadzali.
Menurut seorang pengurus yayasan, Sutaryo, wisata
air tiga rasa di Rejenu memang selalu didatangi wisatawan. Mereka berasal dari
Kudus, dan daerah sekitar.
"Datang dari daerah Kudus dan sekitarnya. Meski
jumlah wisatawannya tidak begitu banyak," kata Sutaryo.
Pria asli Desa Japan ini mengatakan jika hari biasa
jumlah wisatawan di Rejenu tidak sampai 100 orang. "Kalau biasa ya tidak
sampai 100. Kalau akhir pekan ya bisa sekitar 100 orang," terangnya.
Menurutnya, di Rejenu memang memiliki air tiga rasa.
Serta beda kegunaannya. "Rejenu itu beda-beda rasanya. Beda-beda
kegunaannya. Biasanya tiap lidah, beda merasakannya," ungkap pria berusia
52 tahun.
Namun menurut warga yang kerap meminum air tiga rasa
di Rejenu, kata dia, sumber air di tengah terasa lebih nikmat. Apakah rasa air
di sumber yang beda-beda karena adanya beraneka akar pohon di dekat lokasi?
"Tidak betul (karena beraneka akar pohon). Ini faktor
alami. Di tempat lain kan ada juga pohon seperti di sini. Ada pohon bergat,
randu, beringin dan lainnya. Kok di sana yang punya pohon sama, tidak ada air
beda rasa seperti di sini?" ujar Sutaryo.
Dia menambahkan, air di Rejenu juga tak pernah surut
kendati musim kemarau tengah melanda seperti sekarang. "Tetap keluar air
di sumber air di Rejenu ini. Paling agak turun sedikit permukaan airnya,"
beber Sutaryo.
Lokasi wisata yang terpencil serta memiliki suhu
dingin yang luar biasa ini selalu buka 24 jam. Pihaknya mempersilakan warga
untuk datang. Dengan catatan selalu memerhatikan etika.
Termasuk juga bebas membawa air tiga rasa ke rumha
namun dalam jumlah wajar. "Ambil air bebas jumlahnya. Yang sewajarnya
saja. Tetap jaga etika," pungkasnya.
terima kasih atas informasinya Best Regards Gladies
BalasHapus